NUZULUL QUR’AN
Mata Kuliah
STUDI QUR’AN (TAFSIR
TARBAWI)
Oleh.
Hasbullah
BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum
muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus
mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh
kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama
ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya. Tetapi juga
telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah
mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad Saw masih berada di Mekkah dan belum
berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya tersebut telah
mereka laksanakan sejak al-Qur’an diturunkan hingga saat ini. Mempelajari
Al-Quran adalah kewajiban. Ada beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, khusus
dari segi hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan.
Turunnya Al-Qur’an merupakan suatu
kejadian yang sangat mengagetkan sekaligus menggembirakan hati Rasulullah SAW.
Sebagaimana turunnya Surat Al-’alaq(ayat:1-5),
Nabi Muhammad SAW dalam menerimanya sangatlah berat karena
karena diturunkan lewat perantara malaikat Jibril sesosok yang membuat Nabi SAW
ketakutan. Saat malaikat Jibril menyampaikan wahyu tersebut, Rasullullah juga
merasa keberatan karena tidak bisa melaksakan apa yang diperintah malaikat
jibril. Tetapi setelah berkali-kali malaikat jibril mengulang akhirnya Rasullah
SAW dapat menerimanya. Begitupun saat menerima ayat-ayat yang lain, Rasulullah
selalu merasa ketakutan dengan segala sesuatu yang mengiringi ayat-ayat
tersebut
Sehingga
dapat dipahami bahwa turunkan Al-Qur’an merupakan sebuah peristiwa yang sangat
berharga dan menakjubkan untuk dipelajari sebagai upaya untuk meningkatkan
keimanan dan pengetahuan terhadap Al-Qur’an. Dengan mempelajari pembahasan
masalah tersebut akan diketahui bagaimana arti sebenarnya nuzulul
Qur’an itu sendiri, bagaimana tahapan-tahapan turunnya ayat-ayat tersebut,
serta bagaimana bisa ayat-ayat tersebut diturunkan di Makkah maupun di Madinah.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari nuzulul Qur’an?
2. Bagaimana Sejarah nuzulul Qur’an?
3. Bagaimana tahap-tahap tutunnya
Al-qur’an
4. Apa hikmah di balik turunnya
Al-qur,an secara berangsur-angsur?
BAB
II
PEMBAHASAN
F.
Pengertian
Nuzulul Qur’an
Secara etimologis, Nuzulul Qur’an
berasal dari dua kata yaitu nuzul dan Al-qur’an. Pada dasarnya “Nuzul” itu
mempunyai arti turunya suatu benda (materi) dari tempat yang tinggi ke tempat
rendah. Akan tetapi “Nuzulul Qur’an” tidak diartikan secara tekstual. Demikian
itu karena ketinggian keduduk Al-Qur’an dan besarnya ajaran-ajarannya yang
mengubah perjalanan hidup manusia mendatang serta menyambung langit dan bumi
serta dunia dengan akhirat[1].
Nuzulul Qur’an yang secara harfiah
berarti turunnya Al-Qur’an, sedangkan secara istilah adalah peristiwa penting
penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni
Nabi Muhammad SAW. Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran. Turunnya
al-Quran dari Allah SWT kepada Rasullullah SAW diperingati setiap tanggal 17
Ramadhan.[2]
Adapun pendapat lain bahwa Nuzulul
Qur’an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur’an adalah istilah yang
merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan
rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Ramadhan adalah bulan
diturunkannya al-Quran. Turunnya al-Quran dari Allah SWT kepada Rasullullah SAW
diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah
bentuk masdar dari kata kerja iqro yang berarti bacaan. “Quran” menurut
pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti
“bacaan”, asal kata qara’a.
Kata Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul
yaitu maqru’ (dibaca). Karena Al-Qur’an bukan saja harus di baca oleh
manusia, tetapi juga karena dalam kenyataannya selalu dibaca oleh yang
mencintainya. Baik pada waktu shalat maupun di luar shalat[3].
G.
Sejarah
Nuzulul Qur’an
Al-Qur’an
mulai diturunkan kepada Rasulullah ketika beliau sedang berkhilwat di Gua Hira
pada malam Isnen bertepatan dengan tanggal tujuh belas Ramdhan, tahun 41 dari
kelahiran Nabi Muhammad SAW (6 Agustus 610M). Sesuai dengan kemuliaan dan
kebesaran Al-Qur’an, Allah jadikan malam permulaan turunya Al-Qur’an itu “Al
Qodar”, yaitu suatu malam yang tinggi kadarnya[4].
Menurut
hadist Bukhary dari Aisyah ra. Berkata; “ Permulaan wahyu yang diterima Rasullah,
ialah mimpi yang benar. Beliau bermimpi seakan-akan melihat sinar subuh dan
terjadi persis sebagai dimimpikan". Sesudah itu beliau mulai gemar
berkhalwat. Beliau berkhalawat di Gua hira. Beribadah beberapa malam, sebelum
beliau kembali kepada keluarganya untuk mengambil bekal. Sesudah beberapa malam beliau berada
di gua, beliau kembali kepada Khadijah sekedar untuk mengambil makanan untuk
beberapa hari. Beliau terus berbuat demikian sampai datanglah haq (kebenaran)
kepadanya. Malaikat datang lalu berberkata “iqra”
(bacalah) “Nabi menjawab” saya tidak pandai membaca” Nabi Menerangkan:
“Mendengar jawab itu, malaikatpun memeluku sampai aku terasa kepayahan karena
kerasnya pelukkan itu. Kemudia dilepaskan serta disuruh membaca lagi. Aku
menjawab seperti yang pertama. Malaikat memeluk lagi sesudah itu barulah
malaikan berkata: surat Al-Alaq 1-5[5].
ù&tø%$#
ÉOó$$Î/
y7În/u
Ï%©!$#
t,n=y{
ÇÊÈ
t,n=y{
z`»|¡SM}$#
ô`ÏB
@,n=tã
ÇËÈ
ù&tø%$#
y7/uur
ãPtø.F{$#
ÇÌÈ
Ï%©!$#
zO¯=tæ
ÉOn=s)ø9$$Î/
ÇÍÈ
zO¯=tæ
z`»|¡SM}$#
$tB
óOs9
÷Ls>÷èt
ÇÎÈ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan,
2.
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ibnu
Ishaq, seorang Pujangga Tarikh Islam yang ternama menetapkan turunnya Al-Qur’an
itu di sebut Al-Qodar yang menetapkan malam itu adalah malam tujuh belas
Ramadhan penetapan ini dapat dikuatkan dengan isyarat Al Qur’an itu sendiri
sebagaimana firman Allah swt
*... NçGYtB#uä
«!$$Î/
!$tBur
$uZø9tRr&
4n?tã
$tRÏö6tã
tPöqt
Èb$s%öàÿø9$#
tPöqt
s)tGø9$#
Èb$yèôJyfø9$#
3 ª!$#ur
4n?tã
Èe@à2
&äóÓx«
íÏs%
ÇÍÊÈ
Artinya: Jika kamu beriman kepada
Allah dan kepada apa[6]yang
kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) di hari Furqaan[7],
yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.(Al Anfal: 41)
Selanjutnya dalam pandangan bahasa Al-Qur’an menggunakan bahasa
Arab yang mana bahasa arab merupakan bahasa ahli surga, tetapi disisi lain
penggunaan bahasa Arab jelas Allah mempunyai Alasan yang tidak bisa
terbantahkan dan kuat. ara pakar bahasa Arab sering kali menyebutkan di antara
keistimewaan itu, antara lain:
1.
Bahasa
Arab adalah Induk Dari Semua Bahasa Manusia
2.
Bahasa
Arab adalah Bahasa Tertua dan Abadi
3.
Bahasa
Arab adalah Bahasa yang Paling Banyak Diserap
Bila kita liat dalam kajian salah satu ayat adalam Al-Qur’an
tentang penggunaan bahasa Arab ini Allah gabarkan dalam Surat (QS Al-Syu'ara [26]: 198-199), yang
artinya : “Dan kalau Al-Qur’an itu Kami turunkan kepada salah seorang dari golongan
bukan Arab, lalu ia
membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir), niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya”. Sehingga dalam kajian ayat tersebut dapat dikatakan bahwa
turunnya Al-Qur'an dalam bahasa Arab, merupakan kemurahan dan anugerah bagi
orang-orang yang berbahasa Arab. Sekiranya diturunkan bukan dalam bahasa Arab,
maka orang-orang yang berbahasa Arab yang sangat berstrata tidak akan beriman
kepadanya.
H.
Tahapan
Turunnya Al Quran
Sejatinya
Al-Qur’an itu diturunkan secara keseleruhan di lauful mahfudz, maka
sebenarnya Al-Qur’an yang Allah turunkan
kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril ke dunia berdaskan kebutuhan dan
berdasakan kepentingan untuk menjawab persoalan-persoalan umat saat itu dan
persoalam umat sekarang ini. Karena sebenranya kitab Al-Qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad merupakan kitab penyerpurna dari kitab-kitab sebelumnya
(Zabur, Taurat dan Inzil) yang mana kitab tersebut juga harus di imani bagi
manusia yang beriman ke pada Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup di Dunia dan
penyelamat hidup di akhirat. Maka al-Qur’an sebagai pegangan hidup bagi umat
Islam merupakan sebuah kitab yang berisi tentang pembelajaran hidup dan
mempelajari hidup.
Sebelum melihat tahapan turunnya Al-qur’an sebaiknya
coba kita melihat beberapa ayat yang menjelaskan tentang turunnya Al-qur’an dan
kita melihat beberapa pendapat ulama perihal turunnya Al-Qur’an sebagai tolak
ukur pemikiran kita semua tentang tahapan turunya Al-qur’an
Proses
turunya Al-Qur’an dapat kita lihat dalam
surat al-Baqarah: 185,
ãöky
tb$ÒtBu
üÏ%©!$#
tAÌRé&
ÏmÏù
ãb#uäöà)ø9$#
Wèd
Ĩ$¨Y=Ïj9
;M»oYÉit/ur
z`ÏiB
3yßgø9$#
Èb$s%öàÿø9$#ur
ÇÊÑÎÈ
Artinya: beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil).
Di
dalam surat lain Allah juga menjelaskan tentang turunkan Al-Quran
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ
Artinya: Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al
Quran) pada malam kemuliaan[9]
(al Qodar: 1)
Pendapat
Ibnu Abbas dan jumhur ulama bahwa al-Quran turun secara keseluruhan sekaligus,
yaitu 6000-an ayat ke Baitul ‘Izzah dilangit dunia yang disambut oleh Malaikat
setelah itu diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun sesuai dengan
peristiwa-peristiwa yang mengiringinya sejak beliau diutus sampai wafat[10].
Selama
13 tahun beliau tinggal di Makkah, dan selama itu pula wahyu turun kepadanya.
Sesudah hijrah, beliau tinggal di Madinah selama 10 tahun. Beliau wafat dalam
usia 63 tahun.[11] Dari
beberapa pendapat ahli hadits dan sejarawan tergambar garis besar bahwa
Al-Quran memiliki dua wujud, wujud lahiriah yang terjelma dalam bentuk
lafazh-lafazh dan kalimat-kalimat, kedua adalah wujud batiniah yang tetap
berada dalam posisinya. Al-Quran dalam wujud batiniah dan aslinya menjelma
dalam hati rasulullah saw secara utuh pada malam Qadr [12].
Kajian
mengenai turunnya al-Qur’an, menurut ‘Ali al- Hasan, merupakan kajian yang
sangat penting. Dari sana, banyak melahirkan pembahasan, dan bahkan pembahasan
tersebut merupakan inti ‘Ulûm al-Qur’ân, seperti proses turunnya al-Qur’an
kepada Rasul saw., awal dan akhir surat dan ayat yang diturunkan kepada Rasul,
sebab turunnya al-Qur’an, diturunkannya al-Qur’an dalam tujuh dialek, bacaan
al-Qur’an, dan lain-lain.
Asy-Sya’bi
meriwayatkan dengan dalil-dalil yang shahih dan dapt diterima sebagaimana yang
diriwayatkan dari Ibnu Abbas berpendapat bahwa Al-Qur’an Al Karim itu
diturunkan dua kali[13],
yaitu
Pertama, diturunkan sekaligus pada
Lailatul qodr ke baitul Izzah di langi dunia, sebagaimana firman Allah QS. Ql
Buruj: 21-22.
ö@t/ uqèd ×b#uäöè% ÓÅg¤C ÇËÊÈ Îû 8yöqs9 ¤âqàÿøt¤C ÇËËÈ
Bahkan yang
didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia, Yang (tersimpan) dalam Lauh
Mahfuzh.( QS. Ql Buruj: 21-22)
Mengenai
waktu kapan turunya, bagaimana wajudnya dan cara Allah menurunkan Al-Quran ke
lauh mahfudz, tidak ada seorangpun yang mengetahui dan hanya Allah yang
mengetahuinya. Hal ini sebagaimana di jelaskan oleh Dr. Muhammad salim Muhsin :
“Dalam masalah ini kita hanya wajib memepercainya, karen hal ini termasuk
perkara ghaib yang wajib diimani oleh orang-orang muttaqin. Kita tidak bisa
bertanya tentang bagaimana caranya dan seperti apa wujud kebeadaanya”
Disini
ada sisi bahwa Allah swt, menunjukkan
kekuasaan terhadap umatnya dan disinilah cara Allah untuk menjaga keontetikan
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagai orang yang bertaqwa. Lebih lanjut hal ini juga
dapat di jadi ujian bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dalam
memperlakukan Al-Qur’an sebagai firman dan kalam Allah.
Kedua, diturunkan dari langit dunia
ke bumi secara berngangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun
Firman
Allah: QS. Al Furqon 23.
tA$s%ur
tûïÏ%©!$#
(#rãxÿx.
wöqs9
tAÌhçR
Ïmøn=tã
ãb#uäöà)ø9$#
\'s#÷Häd
ZoyÏnºur
4 y7Ï9ºx2
|MÎm7s[ãZÏ9
¾ÏmÎ/
x8y#xsèù
( çm»oYù=¨?uur
WxÏ?ös?
ÇÌËÈ
wur
y7tRqè?ù't
@@sVyJÎ/
wÎ)
y7»oY÷¥Å_
Èd,ysø9$$Î/
z`|¡ômr&ur
#·Å¡øÿs?
ÇÌÌÈ
Artinya:
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah[14]supaya
kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan
benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang
ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya[15].
Setelah
diturunkan ke Baitul Izzah (langit dunia), untuk selanjutnya diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. dalam satu era yang panjang, yaitu era bitsah, dalam kurun
waktu 23 tahun dengan rincian 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Selama
23 tahun tersebut Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah itu dapat
disampaikannya kepada seluruh manusia pada waktu itu dan dibantu oleh beberapa
orang sahabat saja, sehingga dalam
sejarah dicatat bahwa belum ditemukan dan bahkan mungkin saja tidak akan
ditemukan selain Rasulullah yang dapat menyampaikan risalah yang dibawanya
kepada umat manusia dalam jangka waktu tersebut[16].
I.
Hikmah
Turunnya Al-Qur’an Secara bertahap
1. Meneguhkan
hati Rasulullah SAW[17].
Hal ini dapat di lihat
firman Allah:
y7¯=yèn=sù ÓìÏ»t/ y7|¡øÿ¯R #n?tã öNÏdÌ»rO#uä bÎ) óO©9 (#qãZÏB÷sã #x»ygÎ/ Ï]ÏyÛø9$# $¸ÿyr& ÇÏÈ
Artinya:
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu Karena bersedih hati setelah
mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan Ini
(Al-Quran). (Al-Kahfi:6)
Hal
ini merupakan langkah yang Allah berikan kepada Rasul untuk menghadapi
orang-orang yang berhati batu, berperangai kasar dank eras kepala. Sehingga
wahyu turun kepada Rasulullah dari waktu ke waktu sehingga dapat meneguhkan
hatinya terhadap kebenaran dan memperkokoh azamnya untuk tetap melangkahkan
kaki di jalan dakwahnya tanpa ambil peduli akan perlakuan jahil yang ia
hadapinya dari masyarkatnya sendiri, karena yang dmeikian itu hanyalah kabur di
musim panas yang segera lenyap.
2. Tantangan
dan Mukjizat
Orang
musyrik senantiasa dalam kesestan. Mereka sring mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menantang, untuk menguji
kenabaian Rasulullah, mengajukan hal-hal yang batik dan tidak masuk akal.
Sebagaimana Allah jelaskan dalam Al-Qur’an:
wur y7tRqè?ù't @@sVyJÎ/ wÎ) y7»oY÷¥Å_ Èd,ysø9$$Î/ z`|¡ômr&ur #·Å¡øÿs? ÇÌÌÈ
Artinya:
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya (Al-Furqon: 33)
3. Memudahkan
Hafalan dan Pemahamannya
Al-Qur’an
karim turun di tengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai membaca dan
menulis. Yang menjadi catatat mereka adalah hafalan dan daya ingat. Mereka
tidak mempunyai pengetahuan tentang tatacara paneulisan dan pembukuan yang
dapat memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian menghafal dan
memahaminya.
uqèd
Ï%©!$#
y]yèt/
Îû
z`¿ÍhÏiBW{$#
Zwqßu
öNåk÷]ÏiB
(#qè=÷Ft
öNÍkön=tã
¾ÏmÏG»t#uä
öNÍkÏj.tãur
ãNßgßJÏk=yèãur
|=»tGÅ3ø9$#
spyJõ3Ïtø:$#ur
bÎ)ur
(#qçR%x.
`ÏB
ã@ö6s%
Å"s9
9@»n=|Ê
&ûüÎ7B
ÇËÈ
Artinya:
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al-Jumah 2)
4. Relevan
dengan Peristiwa dan Pentahapan dalam Penetapan Hukum
Manusia
tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama baru ini, jika Al-qur’an
tidak member strategi jitu yang dalam merekonstruksik kerusakan dan kerendahan
martabat mereka. Pada mulanya Al-Qur’an meletakkan dasar-dasar keimanan kepada
Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, dan Hari kiamat serta apa yang ada
pada Hari Kiamat itu seperti kebangkitan, hisab, balsan surge dan neraka. Untuk
itu Al-Qur’an memberikan bukti-bukti argumentative sehingga akar-akar keyakinan
keberhalaan tercabut dari jiwa orang-orang musyrik dan gantinya akidah Islam
murni.
5. Tanpa
diragukan bahwa Al-Qur’an Al-Karim diturunkan dari sisi Yang aha Bijaksana dan
Maha Terpuji.
!9# 4 ë=»tGÏ. ôMyJÅ3ômé& ¼çmçG»t#uä §NèO ôMn=Å_Áèù `ÏB ÷bà$©! AOÅ3ym AÎ7yz ÇÊÈ
Artinya: Alif laam raa, (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayatNya
disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari
sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu, (Hud: 1)
Ayat
ini merupakan penjelasan dan tanggapan atas keraguan atas isi dan apa-apa yang
disampaikan dalam Al-qur’an. Semisal ayat tersebut menjelaskan tentang
terperincinya beberapa macam, ada yang
mengenai ketauhidan, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan
peringatan dan lain-lain.
Dari
penjelasan hikmah turunnya Al-Qur’an ini merupakan pembuktian bahwa Allah maha
agung dan maha mengetahui atas apa yang akan terjadi terhadap Al-Qur’an itu
sendiri sehingga Allah telah mempersiapkan atas apa terhadap umat yang akan
menerima Al-Qur’an termasuk Nabi Muhammad SAW.
Hikmah ini juga menjelaskan kepada kita bahwa begitu mulia dan sucinya
Al-Qur’an ini sampai-sampai Allah sendiri yang menjaga kesuciannya dan
kemuliannya.
Hikmah
Nuzulul Qur’an merupakan bagian dari jawaban-jawab bagi orang orientalis yang
mempermasalahkan akan keberadaan Al-Qur’an, karena disini telah jelas bahwa
adanya pembedaan antara Al-Qur’an dan dan kitab-kitab yang sebelum Al-Qur’an
dan kitab-kitab yang sekarang ada. Di sisi lain kita bisa sampaikan kepada
orang-orang yang mempermasalahkan Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an dalam penulisannya
mempunyai tata bahasa yang runtut dan jelas, ini terbutkti dari banyaknya orang
yang mampu menghafal Al-Qur’an baik dari segi tulisan bahkan arti dan makna
dalam Ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
Maka
disisi lain bahwa ketika Al-Qur’an diturunkan secara bertahap ini memperlihat
kepada semua orang termasuk orang-orang yang tidak meyakini Al-Qur’an salah
satunya orang orientaslis, menegasakan bahwa Al-Qur’an adalah ciptaan Allah
bukan buat Muhammad seperti yang di lansir beberapa orang Kafir saat itu dan
orang orientalis sekarang ini. Setidaknya ada dua lasan bahwa Al-qur’an bukan
buatan Reasulullah saw. Pertama, Nabi Muhammad adalah bagian dari bangsa Arab,
sedangkan Allah SWT, menatang orang-orang rab untuk membuat tandingan
Al-Qur’an, hasilnya tidak ada seorangpun di antara mereka yan sanggup untuk
melakukannya. Sebagai mana Allah jelaskan dalam Al-Qur’an dalam surat Al
Baqarah 23-24. Kedua, Al-Qur’an sendiri telah mengancam Rasaulullah saw.
seadainya menambah atau mengurangi Al-Qur’an. Hal ini di jelaskan oleh Allah
dalam firmannya Al-Qur’an surat Al-Haqqah 44-47. Maka dari ayat-ayat di atas dapat dpahami
bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang penuh kemukjizatan dan berguna sebagai
pentunjuk dalam kehidupan manusia.
J.
Manfaat
Turunkan Al-Qur’an Secara Bertahap Bagi Dunia
Pendidikan dan Pengajaran
Proses
belajar mengajar itu berlandaskan dua asas: perhatian terhadap tingkat pemikiran
siswa, perkembangan potensi akal, jiwa
dan jasmani dengan metode yang dapat membawa ke arah kebaikan dan
keterbimbingan[18]
Bila pelajari dari apa yang tertera di atas yang diambil dari
buku Pengantar Studi Ilmu Al Quran, Syaikh Manna’Al-Qothathan dapat difahami
bahwa ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari turunnya AlQur’an dalam
dunia Pendidikan dan pengajaran antara lain:
1. Bahwa
dalam dunia pendidikan dan pengajaran harus memperhatikan tingkatan pemikiran
siswa dalam menerima, memahami dan menerapakan dari apa yang akan di sampaikan,
sehingganya apa yang di sampaikan itu
dapat membuahkan hasil atau dengan kata lain tujuan dari pendidikan dan
pengajaran dapat di terwujud.
2. Potensi
akal dalam menerima pendidikan dan pengajaran juga harus di perhatikan
karenanya itu dapat menjadi pertimbangan dalam kita menyampaikan materi yang
akan di sampaikan kepada peserta didik, proses yang akan di lalui serta
evaluasi apa yang akan digunakan oleh pendidik.
3. Dalan dunia pendidikan dan pengajaran
memperhatikan keadaan psikis atau kejiwaan pesta didik menjadi hal penting
karena di situ kita sebagai pendidik akan dapat meletakan dan menggunakan strategi serta materi apa
yang akan di sampaikan kepada peserta didik, sehingga perlakukan kitapun akan
berbeda. Maka kita dapat lihat sekarang disetiap lembaga pendidikan pasti ada
lembaga bimbingan konseling, hal itu kalau kita cermati bahwa itu adalah sebuah
solusi untuk mengatasi dan memberikan tanggapan atas masalah-masalah kejiwaan
yang ada dalam peserta didik.
4. Di sisi lain bahwa dunia pendidikan dan
pengajaran tidak hanya mengasah akal dan jiwa tetapi pendidikan dan pengajaran
itu sendiri dapat menghatarkan siswa untuk dapat sehat dalam jasmaninya.
Bagaimana rasulullah dalam gua hira membutuhkan makanan sampai mendapat wahyu,
karena hal itu dilakukan untuk menguatkan jasmani, maka selayaknya pendidikan
dan pengajaran kita juga harus memperhatikan kesehatan jasmani dari peserta
didik itu sendiri.
5. Metode,
itu halnya yang dilakukan oleh Allah kenapa Allah menurunkan Al-Qur’an secara
berangsur-angsur dan menggunakan perantara malaikat Jibril itu adalah bagian
metode Allah agar pesan yang diinginkan dari Al-qur’an itu sendiri dapat
tersampaikan dan itulah bagian dari cara Allah untuk menjaga kesucian
Al-qur’an.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
Al-Qur’an
ialah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)
kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan
mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Dari sejarah diturunkannya Al-Quran,
dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan pokok :
1.
Petunjuk akidah dan kepercayaan yang
harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan
kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2.
Petunjuk mengenai akhlak yang murni
dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti
oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
3.
Petunjuk mengenal syariat dan hukum
dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia
dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih
singkat, Al-Quran adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus
ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sejarah
turunnya Al-Qur’an telah megajarkan kepada kita sebagai manusia betapa hebatnya
Allah menurunkan kalam-kalamnya sehingga semua manusia yang telah tau isinya
pasti tidak akan megingkari kecuali mereka yang ingin mengikari dengan sengaja.
B. Penutup
Demikianlah
makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kesalahan
dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah kami selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Daftar
Pustaka
Abu
Anwar, Ulumul Quran Sebuah Pengantar, Pekanbaru, Amzah, 2002
Ahmad
Syadali, Ahmad Rofi, Ulumul Qur’an I, Bandung, Pustaka Setia, 2000
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu
Al-Qur’an/Tafsir, Jakarta, Bulan Bintang 1980
Makalah
Nuzulul Qur’an,www.Senyumkudakwahku.blogspot.com (diakses tanggal 24
September 2013, pukul 23.00)
Manna, al-Qoththan, Pengantar Studi Ilmu Al
Quran, Jakarta: Pustaka Al Kautsar 2012
Pengantar Ilmu al Quran. www.nur-isa.blogspot.com
(diakses tanggal 24 September 2013 pukul 11.00 WIB)
Quraish
Shihab, Membumikan
Al Qur’an “Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung :
Mizan, 1996.
[1]
Ahmad Syadali, Ahmad Rofi, Ulumul Qur’an I, Bandung, Pustaka Setia, 2000
hlm. 31
[2] Makalah Nuzulul
Qur’an,www.Senyumkudakwahku.blogspot.com (diakses tanggal 24 September
2013, pukul 23.00)
[3] Quraish Shihab, Membumikan
Al Qur’an “Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung :
Mizan, 1996. h. 37
[4] Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan
pengantar ilmu Al-Qur’an/Tafsir, Jakarta, Bulan Bintang 1980, hlm. 37
[5] Ibid, hlm 39
[6] yang dimaksud dengan apa ialah:
ayat-ayat Al-Quran, malaikat dan pertolongan
[7]
Furqaan ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. yang dimaksud dengan
hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang
kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar, pada hari Jum'at
17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. sebagian Mufassirin berpendapat bahwa ayat Ini
mengisyaratkan kepada hari permulaan Turunnya Al Quranul Kariem pada malam 17
Ramadhan.
[9] Malam kemuliaan
dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam
yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena pada malam itu permulaan Turunnya Al
Quran.
[10] Abu Anwar, Ulumul Quran Sebuah
Pengantar Pekanbaru : Amzah 2002 hlm hlm 20
[11] Manna, al-Qoththan, Pengantar
Studi Ilmu Al Quran, Jakarta: Pustaka Al
Kautsar 2012) hal.125
[12] Pengantar Ilmu al Quran. www.nur-isa.blogspot.com (diakses tanggal 24 September
2013 pukul 11.00 WIB)
[13] Ibid hlm. 129
[14] Maksudnya: Al Quran itu tidak
diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan
cara demikian hati nabi Muhammad s.a.w menjadi Kuat dan tetap
[15] Maksudnya: setiap kali mereka
datang kepada nabi Muhammad s.a.w membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan
kecaman, Allah menolaknya dengan suatu yang benar dan nyata
[16] Op.cit . Abu Anwar, hlm. 19
[17] Loc.cit , hlm. 134
[18] Op.cit hlm 148
Tidak ada komentar:
Posting Komentar